Kamis, 22 Januari 2015

Komunikasi dan Kepemimpinan

Diposting oleh joanitaprita di 00.10 0 komentar

KASUS 4 : BANK SERUNI

 Bank Seruni indonesia adalah bank besar di Yogyakarta. Bank ini mempunyai empat cabang yang tersebar di empat kabupaten di DIY. Selama beberapa bulan manajemen telah dan sedang mempertimbangankan suatu perubahan prosedur-prosedur evaluasi latihan. Suatu perubahan yang akan mempengaruhi baik departemen personalia maupun para manajer cabang. Rencana tersebut telah didiskusikan dengan semua orang yang akan dikenai, dan sebagian dari mereka menentang perubahan itu.
Penyelia latihan, Atika Nurhadi,adalah salah seorang penentang yang paling keras.
Setelah diskusi dengan para pengelola bank lainnya, wakil direktur bank personalia, Ramona Dangdut, memustukan untuk mengimplementasikan perubahan dia membentuk dan menyeleksi para anggota satuan tugas khusus untuk  mengimplementasikan perubahan dan memilih Atika sebagai kepala satuan kerja tersebut. Ketika Ramona meminta ketersediaan Atika, dia menerima jabatan itu, dan kemudia berkata : "Bapak tahu bahwa saya menentang perubahan ini. Mengapa Bapak memilih saya sebagai pimpinan?"
Ramona menimpali :"Ya, saya mengetahui ketidaksetujuan saudara. Kami memilih saudari karena kami menganggap bahwa bila ada berbagai kekurangan dalam usulan perubahan, saudari akan menemukannya. Dan kami percaya saudari dapat membetulkannya."

PERTANYAAN:
1.       Mengapa seorang manajer seperti Ramona memilih pemimpin oposisi untuk mengimplementasikan perubahan? Apakah anda setuju dengan tindakan Ramona tersebut? mengapa?
2.       Berapa besar derajat kesuksesan Ramona dalam pelaksanaan perubahan menurut perkiraan saudara? Apa alasan anda berpendapat demikian?
Jawaban :

1.       Menurut saya Ramona merasa jika seorang penentang keras dijadikan pemimipin, dia akan sangat perfeksionis, dan memiliki banyak aspirasi-aspirasi, juga pendapat dan masukan untuk perubahan ini. Walaupun agak ekstreme dengan memilih seorang penentang sebagai pemimpin, namun saya setuju dengan tindakan Ramona, karena Atika setuju dijadikan pemimpin maka dia yakin bahwa dia sanggup mengemban tugas ini.
2.       Menurut saya 70% karena menurut saya Atika akan berusaha maksimal dan akan memberikan banyak masukan dalam proses perubahan yang dilakukan, dan akan membetulkan serta memperbaiki hal-hal yang tidak benar dalam proses perubahan.

Ulasan Teori :
Pengertian Kepemimpinan
“Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.”

Kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (John C. Maxwell). Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya (Moejiono, 2002).
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn, 1978).

Tipe-Tipe Kepemimpinan   
Dalam tipe-tipe kepemimpinan terdapat 6 macam tipe, yaitu:
Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a.       Mengandalkan kepada kekuatan/ kekuasaan.
b.      Menganggap dirinya paling berkuasa.
c.       Keras dalam mempertahankan prinsip.
d.      Jauh dari para bahawan.
e.       Perintah diberikan secara paksa.

Tipe Laissez Faire
Ciri-ciri antara lain:
a.       Memberi kebebasan kepada para bawahan.
b.      Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan.
c.       Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan.
d.      Tidak mempunyai wibawa.
e.       Tidak ada koordinasi dan pengawan yang baik.

Tipe Paternalistik
Ciri-ciri antara lain:
a.       Pemimpin bertindak sebagai bapak.
b.      Memperlakuakn bawahan sebagai orang yang belum dewasa.
c.       Selalu memberikan perlindungan.
d.      Keputusan ada ditangan pemimpin.

Tipe Militerlistik
Ciri-ciri antara lain:
a.       Dalam komunikasi menggunakan saluran formal.
b.      Menggunakan sistem komando/ perintah.
c.       Segala sesuatu bersifat formal.
d.      Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku.

Tipe Demokratis
Ciri-ciri antara lain:
a.       Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi.
b.      Bersifat terbuka.
c.       Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru.
d.      Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat.
e.       Menghargai potensi individu.

Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis, Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan, dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
1.       Berambisi untuk merajai situasi.
2.       Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
3.       Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan   yang akan dilakukan.
4.       Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan         pribadi.
5.       Adanya sikap eksklusivisme.
6.       Selalu ingin berkuasa secara absolut.
7.       Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.
8.       Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh
9.       Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal.

Sumber :

Rabu, 21 Januari 2015

Cerpen : Tangisan Malam Hari

Diposting oleh joanitaprita di 23.55 0 komentar


Tak seperti biasanya, pagi itu Eci melihat kesibukan yang berada di seberang rumahnya, rumah yang telah lama kosong itu kini berpenghunu. Tampak seorang ibu sibuk membersihkan lantai dan ruangan. “ma, siapa yang menempati rumah kosong itu?” tanya eci penasaran.
                “mama dengar sih rumah itu di tempati pak anto dan keluarganya. Mereka pindahan dari yogyakarta.” Jawab mama. “syukurlah rumah itu sekarang tidak terlihat angker lagi. Soalnya eci sering merinding kalau melihat rumah yang kosong” tutur eci lagi.
Mama tersenyum geli mendengar perkataan eci. Malamnya, eci tidak bisa tidur. Di keheningan larut malam itu ia mendengar suara tangisan yang menyayat hati. Suara anak perempuan! Eci menduga suara itu beerasal dari rumah tetangga barunya. Padahal setau eci, keluarga itu tidak memiliki anak perempuan. Iiih.. eci jadi merinding.
Malam berikutnya, eci kembali mendengar suara tangisan yang sama. Kali ini terdengar lebih nyaring memecah keheningan. Meskipun penasaran, eci tidak berani memeriksa asal suara itu. Bagaimana kalau tiba-tiba muncul wajah yang menyeramkan di jendela kamarnya? Membayangkan itu, seketika eci melompat dari tempat tidurnya dan berlari masuk kamar mamanya.
Pagi harinya, eci bercerita pada mamanya tentang suara-suara yang di dengarnya. “tapi mama tidak mendengar suara tangisan kok” komentar mama eci. “mama sudah tertidur pulas sih. Suara itu baru terdengar saat larut malam” ujar eci.
Dari jendela, eci lalu memperhatikan rumah tetangganya dengan seksama. Keluarga pak anto tidak terlihat. Pintu rumahnya tertutup rapat. Aneh? Pikir eci. Sore harinya, eci mencari kucing kesayangannya. “catty!” “catty!” panggilnya. Sekilas eci melihat kucingnya masuk ke halaman rumah pak anto. Dengan sedikit ragu, eci melangkah membuntutinya. Dari balik pagar tembok ia melongok ke dalam halaman. Tampak sepi.
Ketika melongok ke arah samping rumah, eci melihat ada seorang anak perempuan sedang duduk di kursi. Anehnya anak itu berpakaian serba tertutup. Wajahnya pun memakai cadar. Tentu saja eci kaget. Namun karena penasaran ia mencoba menegurnya. “hai....” sapanya dengan gugup. Secepat kilat anak itu malah masuk ke dalam tanpa menoleh. Eci semakin penasaran. Sekarang ia baru tau kalo di dalam rumah tersebut terdapat anak perempuan yang misterius.
Pada kesempatan lain eci menghampiri bu anto yang sedang menyiram bunga. Bu anto ramah menyapa eci. Setelah bercakap beberapa waktu, eci memberanikan diri dan bertanya. “maaf ya bu anto, apa ibu punya seorang anak perempuan?” sejenak bu anto terdiam. Perlahan ia meletakan selang airnya di tanah. Matanya menerawang jauh. Matanya mulai berkaca-kaca.
“sebelumnya ibu mau minta maaf. Ibu memang punya seorang anak perempuan yang kira-kira sebaya denganmu. Namanya dira. Nukannya ibu tidak mau memperkenalkannya pada tetangga... tapi dira sedang mendapat cobaan...” bu anto berhenti. “cobaan? Maksud ibu?” tanya eci. “wajah dira tersiram minyak panas dan kulitnya melepuh. Sebab itu dia selalu mengurung diri dan tidak mau bertemu dengan orang-orang” tutur bu anto dengan sedih.
Bu anto kemudian mengajak eci masuk ke rumahnya. Di dalam sebuah kamar, eci mendapati seorang anak perempuann yang bercadar yang di jumpainya tempo hari. “mau apa kamu ke sini?” bentak dira. “ini eci, tetangga kita mau berkenalan denganmu dira” terang ibu anto. “hai aku eci! Aku ingin berkenalan denganmu. Ibumu sudah bercerita tentang kamu. Aku turut prihatin. Tapi aku yakin kamu akan sembuh kembali bila di operasi” eci menjabat tangan dira. Ia mencoba menghiburnya.
Sejak kejadian itu, eci selalu bermain ke rumah dira. Ternyata setelah berkenalan dengan eci perlahan-lahan dira bersemangat lagi. Ia tidak murung apa lagi menangis di malam hari. Eci pun tak henti membujuknya agar ingin di operasi. Berapa bulan kemudian, wajah dira benar-benar sembuh. Wajahnya cantik kembali.namun yang penting dira menjadi anak yang ceria lagi. Eci turut bahagia.


sumber : Tangisan Malam Hari oleh Yoga T, Bobo 2009

Kamis, 01 Januari 2015

Konflik dan Motivasi

Diposting oleh joanitaprita di 01.07 0 komentar


Pengertian Konflik
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya.
Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
1.     Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.     Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3.     Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.     Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5.     Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.     Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.     Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8.     Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9.     Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10.  Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
Jenis dan Sumber Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
·         Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
·         Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
·         Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
·         Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
·         Konflik antar atau tidak antar agama
Konflik antar politik.
Sumber Konflik
a.       Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
b.      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
c.       Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
d.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Strategi Penyelesaian Konflik
Berikut adalah Strategi Penyelesaian Konflik :
*      Menghindar
    menghindari konfik dapat dilakukan jika isu atau masalah yg memicu konflik tidak terlalu pentin atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang ditimbulkannya.

*      Mengakomodasi
    memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur stratei pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.

*      Kompetisi
    gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.

*      Kompromi atau Negosiasi
    Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, mserta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.

*      Memecahkan masalah
    pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.

Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
·         Menurut Sardiman (2006:73)
Pengertian Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.
·         Menurut Hamalik (1992:173)
Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
·         Menurut Sardiman (2006:73)
Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
·         Menurut Mulyasa (2003:112)
Pengertian Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.
Teori Motivasi
Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.
Teori hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan.  Kesimpulan yang didapatkan adalah pandanganmanajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
·         Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
·         Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
·         Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
·         Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
·         Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
·         Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
·         Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas, Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen, Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble (rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal (setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel (ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah (problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ yang tinggi
Teori Motivasi Kontemporer
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.
Teori motivasi kontemporer mencakup:
Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
·        kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
·         kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
·         kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
Proses Mempengaruhi

Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku sikap, baik itu individu atau kelompok.

Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antara lain :
§  Orang yang mempengaruhi
§  Metode yang digunakan untuk mepengaruhi
§  dan Orang yang di pengaruhi

Metode-metode yang digunakan dalam mempengaruhi antara lain :
§  Kekuatan fisik
§  Penggunaan sanksi
§  Keahlian, dan
§  Kharisma

Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
§  Antar perseorangan
§  Kelompok dengan seseorang,dan
§  Seseorang dengan Kelompok.

Proses Pengambilan Keputusan
Secara singkat Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai tersedianya alternatif.
Konsep konsep pengambilan keputusan :
§  Identifikasi dan diagnosis masalah
§   Pengumpulan dan analisis data yang relevan
§   Pengembangan & evaluasi alternantif
§  Pemilihan alternatif terbaik
§  Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil -hasil

Tipe –Tipe Keputusan Manajemen :
§  Keputusan-keputusanperseorangan dan strategi
§  Kepusan-keputusan pribadi & strategi
§  Keputusan-keputusan dasar & rutin

Model-model Pengambilan Keputusan :
§  Relationalitas Keputusan
§  Model-model perilaku pengambilan keputusan

Teknik Pengambilan Keputusan :
§  Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
§  Teknik -teknik Partisipatif
§  Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal

Perbedaan Pengaruh, Kekuasaan dan Wewenang
§  Pengertian Wewenang
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.
Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.

§  Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).

§  Pengertian Pengaruh

 Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok

Referensi :
 

Joanita P. Hapsari Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos